Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Abad Ke-16 - Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan
cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu.
Sehingga berawal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada
waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807 - Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan
pelatihan dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam
rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak
berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888 - Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung,
yang kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang,
surabaya, dan Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan
penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 - Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah
Belanda mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda
(pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena
tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927 - STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi)
berubah menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI
tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil
besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang
mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia
Tahun 1930 - Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
Tahun 1935 - Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 -Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena),
yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif
dan preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh
WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai
konsep pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan
membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten
di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan
kemudian disebut Puskesmas.
Tahun 1952 - Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
Tahun 1956 - Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai
proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara
pelayanan kesehatan pedesaan dan pelayanan medis.
Tahun 1967 - Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan
seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari
Puskesmas tipe A, tipe B, dan C.
Tahun 1968 - Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa
Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang
kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu
unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif
secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja
kecamatan atau sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969
: Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter)
dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal
dengan masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah
kecamatan dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada
satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan
stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard).
Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial yang lain,
yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin)
untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan
keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare,
Immunisasi)
Awal tahun 1990-an Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Laman
- Epidemiologi
- Ilmu Kesehatan Masyarakat
- Sejarah Kesehatan Masyarakat
- Periode-Periode perkembangan kesehatan masyarakat
- Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
- Definisi kesehatan di masyarakat
- Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
- Faktor2 yg mempengaruhi derajad kesh masy.
- Sasaran kesh masy.
- Beranda
- video
Sejarah Kesehatan Masyarakat
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar